Senin, 10 Februari 2014

makanan selatan kota Kebumen


YUTUK ASLI PETANAHAH


Siapa orangnya yang tak tergiur melihat makanan dengan warna khasnya ini . “yutuk”. Ya! Makanan ini sering  saya jumpai di daerah selatan Kebumen. yaitu pantai Petanahan. Memang, kalau kita berbicara tentang makanan khas Kebumen itu tidak ada habisnya.  Warna yutuk  yang dapat menggoyangkan lidah saat kita melihatnya membuat perut yang tadinya  enggan dimasuki, ketika melihat makanan ini perut pun terus bernyanyi (tanda kelaparan).
Berjumpa dengan makanan ini ketika saya dan kawan saya, Rika serta guru saya Pak Ario sedang melakukan hunting di bawah rindangnya pohon cemara, dibawah sinar cahaya yang menyelip-nyelip diantara pepohonan. Dan diantara luasnya laut Petanahan. Ketika saya mengekspresikan raut wajah yang muram, saat itulah langit menanggapi muka mendung ini dengan menurunkan hujan yang begitu derasnya. Spontan, saya, Rika dan guru saya yang menjabat sebaai fotografer pula Pak Ario berlarian menuju warung tepi pantai. Saat saya sedang singgah disanal irikan mata ini lansung tertuju pada sederet makanan yang telah disajikan sedemikian menariknya sampai-sampai lidah ini bergoyang dengan sendirinya.
Saat itu hujan turun dengan derasnya. Membuat dingin  menyerap kalbu, tak bisa mata ini untuk memalingkan pandangan  saat melihat satu tiris gorengan yutuk ditiriskan dari panasnya kompor yang menurut saya kalau saya berada didekatnya akan membuat tubuh saya sedikit terhangati. Ah lupakan saja masalah itu.
 “kini kegurihan dari yutuk tak dapat didaur ulang lagi”. Itulah kata-kata yang  saya lontarkan  ketika menhancurkan makanan ini dimulut saat berteduh  di deretan warung yang berjejeran. Saat saya mulai memakanya, terdengar suara kriyukan dari kegurihan  yutuk ini. Tak dapat lidah berhenti untuk memakan makanan dari hewan yan mirip dengan serangga ini. Memang, sebelum makanan ini diolah, hewan ini memamerkan warna hitam, namun saat sudah menjadi makanan, dengan tidak sombong, hewan ini justru membuat daya penglihatan kita menjadi melirik. Wuuiihh sungguh lezatnya makanan khas  daerah selatan Kebumen ini.
Perjalananku belum selesai sampai disitu, setelah menikmati kelezatan yutuk, dan hujan pun tak henti-hentinya memamerkan air jernihnya, saya beserta rekan serta fotografer saya melanjutkan perjalanan pulang ke rumah Rika yang jaraknya hanya 1 km dari pantai petanahan.
Setelah bulan menampakan senyum yang terhalang oleh awan mendung, dengan tak pedulinya saya dan Pak ario melawan derasnya hujan. Perjalanan pun kita teruskan. Karena tak kuasa menahan dinginnya  udara malam ditambah hujan yang membasahi tubuh akhirnya kita memutuskan untuk berteduh d


 Jika anda ingin mencobanya, tak rugi bila anda menunjungi pantai Petanahan yang kurang lebih 30 km dari pusat Kebumen.
Selamat mencoba sobat J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar